Teknik Analisis Butir Soal (Kualitatif dan Kuantitatif)
Amongguru.com. Analisis butir soal adalah kegiatan untuk menentukan tingkat kebaikan butir-butir soal suatu tes. Informasi yang diperoleh dari kegiatan analisis butir soal dapat digunakan untuk memperbaiki butir soal yang sudah dibuat.
Oleh karena itu, soal dikatakan memiliki kualitas tinggi sebagai alat ukur hasil belajar jika memiliki tingkat kebaikan butir-butir soal.
Teknik analisis kualitas butir soal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisis secara kualitatif berkaitan dengan isi dan bentuknya, sedangkan secara kuantitatif berkaitan dengan ciri-ciri statistiknya.
Baca : Analisis Butir Soal : Pengertian, Tujuan, dan Manfaatnya
Kedua teknik ini masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Berikut ini penjelasakan mengenai kedua teknik analisis butir soal tersebut.
1. Analisis Butir Soal secara Kualitatif
Telaah kualitatif atau analisis teoritik dilakukan sebelum butir–butir soal diujicobakan dan dianalisis secara empirik. Aspek–aspek yang diperhatikan dalam telaah kualitatif adalah aspek materi, konstruksi, dan bahasa atau budaya untuk ditelaah berdasarkan kaidah–kaidah yang telah ditentukan.
Pada prinsipnya analisis butir soal secara kualitatif dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis, perbuatan, dan sikap). Ada beberapa teknik yang digunakan untuk menganalisis butir soal secara kualitatif, yaitu teknik moderator dan teknik panel.
Teknik moderator merupakan teknik berdiskusi yang didalamnya terdapat satu orang sebagai penengah. Berdasarkan teknik ini, setiap butir soal didiskusikan secara bersama-sama dengan beberapa ahli.
Sedangkan teknik panel adalah teknik menelaah butir soal berdasarkan kaidah penulisan butir soal. Kaidah itu diantaranya adalah materi, kontruksi, bahasa atau budaya, kebenaran kunci jawaban.
Caranya beberapa penelaah diberikan beberapa butir soal yang akan ditelaah, format penelaahan, dan pedoman penelaahan.
Di dalam menganalisis butir soal secara kualitatif penggunaan format penelaahan soal akan membantu dan mempermudah prosedur pelaksanaannya. Format penelaahan soal digunakan sebagai dasar untuk menganalisis setiap butir soal.
Berikut ini adalah kaidah–kaidah yang harus diperhatikan dalam menelaah butir soal yang berbentuk objektif pilihan ganda.
a. Aspek materi
- Soal sesuai dengan indikator.
- Distraktor berfungsi.
- Hanya ada satu kunci jawaban yang paling tepat.
b. Aspek konstruksi
- Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas dan tegas.
- Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pertanyaan yang diperlukan.
- Pokok soal tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban.
- Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
- Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat pada soal
jelas dan berfungsi. - Panjang pilihan jawaban relatif sama.
- Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan “Semua jawaban di atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar” dan sejenisnya.
- Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya angka tersebut atau kronologis. - Butir–butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
c. Aspek bahasa/budaya
- Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia..
- Menggunakan bahasa yang komunikatif;Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat (bias budaya).
- Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama.
Di dalam analisis soal tes secara teoritik yang dikaji adalah kesesuaian antara butir–butir soal dengan tujuan atau indikator dan apakah soal tes sudah memenuhi validitas isinya.
Soal tes juga dicermati penggunaan bahasa, kejelasan dan kesingkatannya, juga dilihat kejelasan dan kefungsian tabel dan atau gambar.
Pilihan jawaban juga dicermati homogenitas dan kejelasannya. Selain kaidah untuk telaah butir secara teoritik, pedoman penyekoran juga harus jelas agar objektifitas pemberian skor oleh guru dapat dipertanggung–jawabkan.
Pedoman pemberian skor untuk setiap butir soal uraian harus disusun sesegera mungkin setelah kalimat–kalimat butir soal tersebut selesai dirumuskan. Pedoman pemberian skor tidak boleh disusun saat koreksi akan dimulai.
2. Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif
Penelaahan soal secara kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan pada bukti empirik. Salah satu tujuan utama pengujian butir-butir soal secara emperik adalah untuk mengetahui sejauh mana masing-masing butir soal membedakan antara mereka yang tinggi kemampuannya dalam hal yang didefinisikan oleh kriteria dari mereka yang rendah kemampuannya.
Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif yaitu pendekatan secara klasik dan modern.
Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta tes guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik.
Pada teori tes klasik, analisis item tes dilakukan dengan memperhitungkan kedudukan item dalam suatu kelas atau kelompok.
Karakteristik atau kualitas item sangat tergantung pada kelompok dimana diujicobakan sehingga kualitas item terikat pada sampel responden atau peserta tes yang memberikan respons (sample bounded).
Terdapat beberapa kelebihan analisis butir soal secara klasik adalah murah, sederhana, familiar, dapat dilaksanakan sehari-hari dengan cepat menggunakan komputer dan dapat menggunakan beberapa data dari peserta tes.
Analisis butir soal secara modern adalah penelaahan butir soal dengan menggunakan teori respon butir atau item response theory.
Teori ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu butir dengan kemampuan peserta didik.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap butir soal ditelaah dari segi tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk objektif) atau fungsi pengecoh pada setiap pilihan jawaban, reliabilitas dan validitas soal.
a. Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan atau dapat dikatakan bahwa untuk mengetahui soal tergolong soal mudah atau soal sukar.
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya sesuatu soal. Besarnya tingkat kesukaran berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Tingkat kesukaran butir dan perangkat soal dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu mudah, sedang dan sukar.
Kriteria tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut.
- Soal Sukar : Tingkat Kesukaran 0,00 sampai dengan 0,25
- Soal Sedang : Tingkat Kesukaran 0,26 sampai dengan 0,75
- Soal Mudah : Tingkat Kesukaran 0,76 sampai dengan 1,00
Untuk menyusun suatu tes, sebaiknya digunakan butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran berimbang, yaitu soal berkategori sukar sebanyak 25%, kategori sedang 50% dan kategori mudah 25%.
b. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara peserta didik yang menguasai materi yang ditanyakan dan peserta didik yang belum menguasai materi yang diujikan.
Daya beda butir soal merupakan indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal membedakan kelompok yang berprestasi tinggi (kelompok atas) dari kelompok yang berprstasi rendah (kelompok bawah) diantara peserta tes.
Berikut ini adalah kriteria besarnya koefesien daya beda soal.
- Daya beda baik : Koefisien korelasi 0,40 sampai dengan 1,00
- Daya beda sedang (tidak perlu revisi) : Koefisien korelasi 0,30 sampai dedengan 0,39
- Daya beda cukup (perlu direvisi) : Koefisien korelasi 0,20 sampai dengan 0,29
- Daya beda tidak baik : Koefisien korelasi –1,00 sampai dengan 0,19
c. Fungsi Pengecoh
Fungsi pengecoh (distracter function) tes objektif bentuk multiple choice pada setiap butir item yang dikeluarkan dalam tes telah dilengkapi beberapa kemungkinan jawab, atau yang sering dikenal dengan istilah option atau alternatif.
Option atau alternatif tersebut jumlahnya berkisar antara 3 sampai dengan 5 buah, dan dari kemungkinan–kemungkinan jawaban yang terpasang pada setiap butir item itu, salah satu diantaranya adalah merupakan jawaban betul (kunci jawaban), sedangkan sisanya adalah merupakan jawaban salah.
Jawaban–jawaban salah ini yang biasa dikenal dengan istilah distractor (pengecoh). Setiap pengecoh dapat dikatakan berfungsi apabila terpilih minimal sebanyak 5% dari jumlah peserta.
Kategori pengecoh (distraktor) dari masing –masing butir soal adalah sebagai berikut.
- Baik : Nilai proporsi 0,00 sampai dengan 0,25
- Revisi : Nilai proporsi kurang dari 0,025
- Tidak Baik atau Ditolak : Nilai proporsi 0,000
4. Validitas
Validitas suatu perangkat tes dapat diartikan merupakan kemampuan suatu tes untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas menjadi hal yang sangat penting karena akan menjadi kebermaknaan dalam sebuah tes serta mengukur kemampuan peserta didik secara tepat.
Terdapat dua tipe validitas, yaitu validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi berarti sejauh mana suatu perangkat tes mencerminkan keseluruhan kemampuan yang hendak dicapai peserta didik.
Baca : Perbedaan Validitas Isi dan Validitas Konstruk dalam Analisis Butir Soal
Sedangkan validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana instrumen mengungkap suatu trait atau konstruk teoretis yang hendak diukurnya.
5. Realibilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability yang berarti bahwa sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah.
Sebuah tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.
Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur berkaitan erat dengan masalah kekeliruan pengukuran. Kekeliruan pengukuran sendiri menunjukkan sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila dilakukan pengukuran ulang terhadap kelompok subjek yang sama.
Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Apabila perhitungan reliabilitas berada diantara koefisien 0,00 – 0,19, maka termasuk dalam realibilitas dalam kategori sangat rendah.
Hasil perhitungan reliabilitas berada diantara koefisien 0,20 – 0,39, termasuk dalam realibilitas dalam kategori rendah. Perhitungan reliabilitas berada diantara koefisien 0,40 – 0,69, maka termasuk dalam realibilitas dalam kategori cukup.
Sedangkan perhitungan reliabilitas berada diantara koefisien 0,70 –0,89, maka termasuk dalam realibilitas dalam kategori tinggi.
Hasil perhitungan reliabilitas berada diantara koefisien 0,90 – 1,00, termasuk dalam realibilitas dalam kategori sangat tinggi.
Demikian informasi mengenai teknik analisis butir soal (kualitatif dan kuantitatif). Semoga bermanfaat.