3 Partikel Dasar Penyusun Atom (Proton, Elektron, Neutron)
Amongguru.com. Atom merupakan salah satu partikel dasar penyusun suatu materi. Kata “atom” berasal dari bahasa Yunani, atomos (a berarti tidak dan tomos berarti terbagi).
Sampai saat ini, manusia belum mampu untuk melihat partikel terkecil dari zat secara langsung maupun dengan bantuan alat mikroskop canggih sekali pun. Dengan demikian, bentuk atom sendiri belum pernah ada yang mengetahuinya.
Teori atom pertama kali dikemukakan oleh John Dalton di tahun 1803, yang mengajukan pemikiran bahwa atom merupakan bagian terkecil penyusun materi.
Baca : Biografi John Dalton Pencetus Teori Atom Modern Dari Inggris
Model atom terus berkembang, mulai dari model atom Dalton, Thomson, Rutherford, hingga Bohr. Di dalam perkembangan teori atom, dinyatakan bahwa partikel dasar atom terdiri dari proton, elektron, dan neutron.
Berikut ini adalah penjelasan dari 3 partikel dasar penyusun atom (proton, elektron, neutron).
1. Proton
Proton ditemukan oleh Eugene Goldstein pada tahun 1886. Eugene Goldstein menemukan proton dengan cara melakukan eksperimen menggunakan tabung sinar katode (Tabung Cookes).
Anode dan katode dihubungkan dengan sumber arus listrik bertekanan tinggi. Berdasarkan hasil percobaanya, Goldstein menemukan fakta jika katode diberi lubang dan diisi gas hidrogen bertekanan rendah, maka has dibelakang katode akan berflouresensi (berpendar).
Peristiwa ini disebabkan karena radiasi sinar dari anode yang memendar tersebut. Sinar tersebut dinamakan sinar anode (sinar positif) atau dikenal juga dengan sinar terusan.
Hasil percobaan Goldstein menunjukkan bahwa sinar katode merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif, dimana sinar anode bergantung pada jenis gas di dalam tabung.
Goldsten menyimpulkan sifat-sifat sinar anode (sinar positif) sebagai berikut.
a Sinar anode merupakan radiasi partikel yang disebut proton
b. Sinar anode jika diuji dengan medan listrik atau medan magnet (dibelokkan ke kutub negatif) akan menjadi bermuatan positif, sehingga disebut juga sinar positif.
c. Apabila tabung diisi dengan gas lain, seperti helium, oksigen, dan nitrogen, akan menghasilkan sinar positif yang berbeda. Hal ini membuktikan bahwa sinar positif yang dihasilkan tergantung pada jenis gas dalam tabung.
Goldstein juga memperoleh hasil dari percobaanya bahwa massa 1 atom proton = 1 sma = 1,67 10-24 gram dengan muatan 1 proton = +1 = 1,6 x 10-19 C.
2. Elektron
Joseph Jhon Thomson melalui percobaannya pada tahun1897 menemukan elektron. JJ Thomson melakukan percobaan dengan tabung sinar katode pada tekanan udara sangat rendah Kedua ujung tabung dipasang plat elektrode yang dihubungkan dengan arus listrik bertegangan tinggi.
JJ Thomson melakukan percobaan tersebut menggunakan pompa vakum, sehingga tekanan udara dalam tabung dapat diatur.
Apabila tekanan udara dalam tabung bertekanan rendah, maka gas akan berpijar dan warna yang dihasilkan tergantung jenis gas dalam tabung.
Jika tekanan gas dalam tabung dibuat semalin kecil, maka tabung menjadi gelap, tetapi di depan katode (kutub positif) akan berpendar warna hijau.
Perbendaran ini berasal dari radiasi katode menuju anode yang membentur gelas berpendar dengan warna hijau. Sinar inilah yang selanjutnya disebut sinar katode.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, maka JJ Thomson membuat simpulan tentang sifat-sifat sinar katode sebagai berikut.
a. Sinar katode dapat dibelokkan oleh medan magnet ke arah positif, sehingga menunjukkan sinar tersebut bermuatan negatif.
b Sinar katode tidak tergantung pada bahan elektrodanya, artinya setiap elektroda dapat memancarkan sinar katode.
c. Sinar katode adalah partikel dasar dari setiap atom, yang selanjutnya disebut elektron.
Thomson juga berhasil menghitung perbandingan e/m (e = muatan, m = massa) berdasarkan data banyaknya sinar yang dapat dibelokkan oleh medan magnet dan energi yang dibawa. Dengan menggunakan spektrospkopi, maka partikel elektron memiliki perbandingan e/m = -1,76 x 108 C/g.
3. Neutron
Penemuan proton dan elektron ternyata menimbulkan adanya masalah baru, yaitu massa atom terhimpun semua pada inti atom ternyata tidak sesuai kenyataan.
Pasti ada partikel selain proton dan elektron di dalam atom, karena massa kedua partikel tersebut sangat kecil. Kecurigaan ini kemudian membuat beberapa ilmuwan tertarik untuk mencari tahu partikel lain tersebut.
Penemuan inti atom oleh Rutherford membangkitkan keinginan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, seperti penelitian yang dilakukan oleh W. Bothe dan H. Becker.
Kedua ilmuwan tersebut melakukan percobaan dengan menembakkan sinar alfa pada belerium yang dihasilkan dari radiasi partikel berkekuatan daya tembus sangat tinggi.
Percobaan tersebut kemudian dilanjutkan oleh James Chadwick pada tahun 1932. Chadwick melakukan percobaan yang dapat membuktikan bahwa radiasi tersebut merupakan partikel netral (tidak bermuatan) yang massanya hampir sama dengan proton.
Partikel tersebut selanjutnya dinamakan neutron, yang merupakah salah satu partikel dasar penyusun atom. James Chadwick menyimpulkan sifat-sfat neutron dari hasil percobaannya sebagai berikut.
1. Di dalam medan magnet, neutron tidak dibelokkan ke kutup positif atau kutup negatif, sehingga neutron bermuatan netral.
2. Massa sinar neutron hampir sama dengan massa sinar anode, yaitu = 1,6728 10-24 gram = 1 sma.
Demikan ulasan mengenai 3 partikel dasar penyusun atom (proton, elektron, neutron). Semoga bermanfaat.